...
Secangkir teh.
Hanya secangkir teh hangat,
di dalam kamar kos 3x3 itu,
tengah dikepung hujan lebat.
Berselimut dingin,
dan secangkir teh di tangan
genggamnya erat
takut sepi mengetuk
Hanya teh celup biasa dibuatnya,
yang tidak kemanisan,
tidak bermadu,
tidak ditarik
tidak pula diulur,
juga tidak menghijau dan bukan dari thailand.
Cukup membantu pria itu mengingat
dibuat hangatlah dia
jarinya bergetar,
menulis paragraf rindu.
Merindu sederhana
sederhananya
tehnya.
Aku.
runtuh.
merindu.
runtuh.
Oleh senyumnya,
tempatku berpulang,
batinku tenang melihat parasnya,
rohaniku teduh oleh sapanya,
Merindu memanggil namanya,
merindu usapan tangannya,
merindunya (ternyata) menyiksa-ku.
Ibuk.
Sesederhana itu.