Pemuda di Cermin

January 15, 2021

...

Hai, apa kabar kalian? Semoga baik adanya.

It’s been a while, ya. Feels strange when I start to open my blog again. Kangen rasanya. Dengan aku yang dulu. Haha.

Deg-degan juga buka Ms. Word, setting font ke Courier New ukuran 12, mulai mengetik titik 3 di atas.

Well..
Tahun yang menegangkan ya belakangan ini. Berat gak buat kalian? Sudahkah menemukan keringanan? Jalan keluar atau setidaknya teman sejuang?

.., atau sekarang masih tertatih?
Sama. Gue juga masih.

Masih berjuang walau sebenarnya gue sendiri belum tahu pasti apa yang sebenarnya gue perjuangin. Masih merasa sendiri walau sebenarnya banyak orang yang menyapa. Sering merasa tidak berguna ketika melihat orang lain selangkah di depan kita. Selalu merasa kurang dan berakhir membanding-bandingkan keadaan.

Gue merasa meminum racun yang gue tuang sendiri.

Bangun pagi yang tergesa-gesa, siang lelah, sore yang cemas, pulang membawa pikiran, dan selamat tidur yang tak pernah didapat dari orang yang diharap.

Lelah.

Lalu bertanya, apa salah kalau pelan-pelan? Apa sebegitu hina sampai dibanding-bandingkan? Kalah dan menang oleh apa? Siapa yang memulai perlombaan ini? Buru-buru sekali jadi manusia.

Dan pemuda di cermin itu berkata lirih.

Manusia memang tidak punya waktu. Tapi waktu tidak untuk diburu, kan? Tapi dicipta. Menikmati setiap detiknya, karena kita tahu waktu tidak berputar kembali. Menghargai apa dan siapa yang kita punya hari ini karena kita tahu betul bagaimana rasanya rindu dan sendiri.

Berhenti menyalahkan diri. Ganti dengan ucap bangga dan terimakasih.

You Might Also Like

0 komentar