Dreams

January 12, 2018



Gini, masa depan itu ternyata BUKAN waktu yang akan datang.
Jadi jika ada orang yang selalu mengatakan
“semoga tahun depan/bulan depan akan lebih baik lagi” maka dia terjebak dengan mantra-mantra berulang yang tidak ada efeknya sama sekali.

Dan orang itu tidak akan pernah punya masa depan.

So, apa sih masa depan itu?

Adalah saat dimana kita berubah dari masa kini.

Jika tidak ada perubahan, bukan masa depan,
itu hanyalah esok hari yang sama dengan hari ini dan kemarin.

Pengen lihat masa depan kita seperti apa?
Cukup lihat aja buku apa yang kita baca, siapa temen-temen kita, apa yang sedang kita lakukan, apa kebiasaan kita.

Aku kutip dari status Om aku (yang sekaligus adalah dosen aku sendiri), makasih Om Yok.

...

Mimpi.

Adalah topik yang sensitif untuk ditulis.

Semua orang punya pandangan sendiri untuk mimpi. Dan setiap orang, aku rasa, punya caranya sendiri untuk mewujudkannya.
BUT, ini blog aku. Jadi, mari kita baca “Mimpi dan cara menggapainya” berdasarkan opiniku.
Aku gak maksa kalian harus termotivasi atau apa. But, why not?

Banyak orang yang meyakini mimpi,
Banyak juga yang tidak berani bermimpi.
Banyak orang yang mengejar mimpi dan banyak juga orang yang menyerah akan mimpi.

Menurut aku, mimpi itu abstrak. Tidaklah berupa.
Mimpi itu terlalu luas. Mudah berubah, mudah goyah.

Mimpi aku saat tujuh tahun, aku pengen jadi Ranger Biru. Alasannya sederhana, karena aku gamau jadi Rangers Merah.

Saat sepuluh tahun mimpi aku pengen jadi Ilmuan, ya, otak aku sangat cerdas (waktu itu). Kamus bahasa inggris, Ensiklopedi (yang kalian tahu gedenya segede apa) adalah cemilan aku.
Disaat anak-anak seumuran aku merengek minta jalan-jalan ke timezone dan beli mainan, justru aku merengek minta dianter ke perpustakaan kota buat sekedar minjem buku yang berkaitan dengan Leonardo Da Vinci, Napoleon Bonaparte, Isaac Newton, Galileo Galilei dan gengnya.
(Dan mungkin itu) adalah kali pertama aku berhasil dibuat nangis gara-gara buku. Da Vinci pelakunya.
Sungguh, kalau aja aku masih inget judulnya aku bakal nyuruh kalian baca buku itu juga. Dan aku bakal membelinya dimanapun dia dijual atau mungkin mencurinya dari perpustakaan bila perlu. Sayangnya, aku lupa, juga perpustakaan kota saat aku sepuluh tahun dengan sekarang sudah berpindah dan nggak tahu itu buku hilang kemana.

Tentu mimpi aku sekarang sudah berubah, telah teramandemen berkali-kali. Mungkin besok akan berubah lagi.
Seperti yang aku bilang mimpi itu mudah berubah.

Tujuan hiduplah yang kekal.

Jadi sekarang ini bisa dibilang, aku nggak lagi mengejar mimpi. Tapi aku sedang mempertahankan tujuan hidup. Kurang lebih aku anggep gitu.

Desember kemarin aku diundang di acara seminarnya High Class Response nya Kang Harri Firmansyah (adalah cerita di lain waktu). Big Thanks buat sahabatku Ikbal atas udangan kesempatannya.

Aku banyak belajar di acara itu. Dan ada satu topik yang sampai sekarang mengena sekali dan bisa dibilang mulai aku terapkan dalam diri aku.

Aku belajar bahwa mimpi itu bukan sekedar mimpi, jika kita menginginkan mimpi tersebut menjadi bagian dalam hidup kita maka buatlah mimpi itu menjadi tujuan hidup.

Tujuan hidup yang mampu mewakili kepribadian kita dan hidup seperti apa yang kita inginkan atau yang kita hendak pertahankan.

Bila kita tidak punya tujuan, kita akan sulit menemukan jalan mana yang hendak ditempuh. Dan bagaimana bisa kita mewujudkan mimpi kita?

Ini contoh beberapa tujuan hidup.
Aku gabisa menjelaskan dengan detail maksud dari tujuan mereka, tapi aku harap kalian mampu mengerti.

Anthony Robbins (gugel aja kalau gatau dia siapa), tujuan hidup beliau adalah

“Dengan rendah hati melayani Tuhan dengan menjadi contoh suka cita total pengasih, ceria, kuat, dan penuh semangat. Tulus pengasih dan melayani semua mahkluk ciptaan-Nya”

Kang Harri Firmansyah

“Menjadi asisten Allah yang membantu memberikan kunci pembuka jiwa dengan menjadi contoh langsung dan bukti hebatnya antusias, senyum, dan bersyukur. Dan dengan hati yang nol bisa menjadi jalan rezeki dalam bentuk apapun bagi orang lain"

Rasulullah SAW

. Al Amin, Uswatun Hasanah. (QS Al Ahzab : 21)
. Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan Ahlak.

OKE bingung?

Sebenarnya 5 hari 5 malam aku nulis ini. Aku ulang-ulang baca tulis baca tulis, hasilnya sama aja, aku sendiri juga ngga paham dengan tulisan aku ini.

Disini kita dituntut untuk lebih spesifik.
Apa yang kita inginkan dan dengan interaksi bagaimana kita mewujudkannya.

Kalau tujuan hidup kita jelas yang namanya menyerah, kecewa, dikecewain, dicemooh, hina, maki, apapun itu kamu bakal marah ga? Kamu bakal nyerah ngga? Kamu bakal goyah ga?

Engga.

Karena kita tahu persis apa yang kita lakuin. Kita tahu persis kita berjalan kearah mana. Karena kita tahu tujuan kita.
Selayaknya kita sudah menentukan rumah kita ada di Barat. Walaupun kita diiming-imingi orang lain untuk ke Timur, walaupun kita dihina karena memilih ke Barat sendirian, walau bagaimanapun juga itu adalah rumah kita, itu tujuan kita. Suatu tempat yang kita anggap sempurna walupun tidak untuk yang lainnya.


Creat your own destination,
and start your adventure.-Silueeet'18

You Might Also Like

0 komentar