Find the Stars Within Yourself

January 31, 2017



...

"Peb.., gue di rumah"

"Timezone yuk, lusa?"

"Besok gue ke Jogja"

Hujan sedang bersama angin, menciptakan kata deras dan hawa yang dingin. Mereka sedang bermain bersama, membuat pertunjukan cahaya kilat, bersuara gaduh di langit. 
Membuat resah mereka yang sedang di jalanan, dan mereka yang menanti kepulangan.
Sedangkan di bagian dunia yang lain, gue lupa siuman.
Masih terbungkus selimut lembut, berdua dengan bantal guling.
Kami masih berpelukan kencang, enggan untuk melepas satu sama lain, di dalam kamar tidur yang gelap tapi hangat.

Pertunjukan langit mulai menjadi-jadi.
Suara gaduhnya mampu bikin jendela kamar gue bergetar. 
Sontak gue bangun.

Gelap.

Gue meraba-raba ke kanan dan ke kiri mencoba menemukan hape redmi 2 berwarna hitam-putih, dan berharap ada notifikasi 100 panggilan tak terjawab, biar bisa gue screenshot dijadikan dp bbm dan menuliskan 'maaf ketiduran'Gak penting. Tapi bikin gue keliatan penting.


'PEBI jadi gak?!' Gue kaget bukan main setelah melihat pesan itu dari layar hape. Tersadar gue ketiduran cukup lama, lima jam dari jam tiga sore. Buru-buru gue bangun buat mandi. Maksud gue, sikat gigi dan cuci muka. Gue gak pernah mandi Ogah banget mandi dingin-dingin gini.

Tanpa jas hujan, bergegaslah gue ke rumah Fafa. 
Kami janjian makan nasi goreng di tempat favorit kami dari smp. 
Fafa mau cerita.

Seperti yang gue duga. Wajahnya masam, ada aura pembunuh disekitar Fafa, tanda dia sebel sama gue. Dan seperti biasa, gue diomelin sepanjang perjalanan kami ke kedai nasi goreng hanya gara-gara gue telat bangun tidur.

Sampainya disana, kami basah kuyup.
Gak, maksud gue, cuma gue yang basah, si Fafa cuma basah dikit di punggungnya. Curang.

"Pesen apa, Peb?"

"Biasa"

Bukan hanya tempatnya yang konsisten, pesanannya-pun juga ikutan konsisten. Tiap kali kesini kami selalu pesan kwetiau. 
Cuma 'kwetiau', walaupun sebenarnya di daftar menu ada yang namanya kwetiau spesial dan kwetiau istimewa
Hanya saja, dari awal kesini sampai sekarang kami gak pernah tau apa bedanya kwetiau, kwetiau spesial, dan kwetiau istimewa. Selain kami enggan untuk bertanya, mas-mas penjualnya juga gak pernah nawarin ataupun sekedar ngasih tau. Sampai sekarang.

"Jadi gimana? lo jadi ke Jogja?"

"Iya"

"Kenapa dadakan gini. Kita aja belum sempet maen kemana-mana"

"Iya emang dadakan. Sebenernya kalo bisa juga sore ini gue udah ke Jogja"

"Seberapa parah sih?"

"Ada lubang 3cm di jantung gue"

Dagu gue keangkat. 
Ada hening panjang disini. Hening, hanya tersisa suara mas-mas nasgor mukulin wajannya.


Gue gak tau harus bilang apa.


"Gitu ya"

"He'em"

Lalu datanglah mas-mas nasgor membawakan pesanan kami,
'kwetiau biasa' yang tidak ada spesial dan istimewanya, tentu dengan senyum hangatnya, bukan buat gue, tapi selalu buat Fafa. 
Ya, mas-mas nasgor ini kayaknya naksir sama Fafa. Haha. 

Setidaknya, mas-mas nasgor ini selalu membuat kami tertawa ketika memergokinya curi-curi pandang ke Fafa, lalu masnya akan salah tingkah sendiri. Senyum-senyum sendiri. Haha.

"Fa, terus kata dokter lo harus gimana?"

"Dikasih dua pilihan sih. Mau operasi atau pakek alat bantu. Tapi itu juga harus nungguin hasil lab besok"

"Gak diganti tubles aja sekalian?"

"Haha.. lo pikir gue ban, hah"


Gue merasa lancang sih. Masih sempet becanda disituasi seserius ini.


Kami berhenti bicara. 
Mencoba fokus, lahap menikmati hidangan yang telah disajikan mas-masnya, yang diracik dengan cinta tentunya. Haha.
Seperti biasanya lagi, Fafa jarang menghabiskan porsi kwetiaunya dan nyuruh gue buat ngabisin jatahnya. 
Ini salah satu alasan kenapa gue hobi ngajak dia makan.

"Kalo lo bisa milih, apa yang bakal lo pilih?

"Gue siap semuanya, Peb. Mau itu operasi sekalipun, gue sudah siap. Gue pengen sembuh"

"Terus, apa yang bisa gue lakuin buat lo?"

"Doain gue aja. Dan maafin gue kalo ada salah sela..."

"Itu pasti. Gue doain yang terbaik buat lo. Dan, Fa, gue ngerti apapun keputusannya itu pasti punya resiko. Gue gak bilang itu mudah. Tapi gue selalu bilang lo kuat. Lo adalah cewek yang kuat. Selama lo punya semangat buat sembuh, maka gue yakin lo sembuh. Seperti yang lo tau, rencana Tuhan memang misterius, tapi gak pernah gagal indah. Sama kayak kwetiau ini Fa, kita selalu memilih kwetiau yang sama, walaupun sejak dulu kita tau ada pilihan kwetiau lain di menu, kita tetap memilih pilihan kita. Toh, pilihan kita ini gak pernah gagal bikin kita seneng dan kenyang, walaupun kita kesini hujan-hujanan, marah-marahan, tapi coba liat, gak ada penyesalan, Fa. Gak akan ada"

Ada senyum yang melebar. Ada hangat yang merekah di tengah badai.


...

Fa, dimanapun lo sekarang, gue selalu nunggu lo disini. Gue yakin lo bakal balik kesini besok, dengan tawa yang puas.

Teruntuk perempuan kuat 'Fafa'.., Semangat!

Tidak ada penyesalan dari pilihan yang telah kita pilih
–Peb 

You Might Also Like

0 komentar